RSS

Memandang dan Pandangan Saya


Lahirnya seorang anak manusia di dunia ini merupakan sebuah sebuah fenomena yang menghasilkan banyak persoalan bagi dirinya. Lahirnya anak manusia ini secara tidak langsung juga memunculkan sebuah pandangan bagi manusia lain yang sangat erat mempengaruhi anak ini. Begitu juga dengan lahirnya saya di dunia, memunculkan juga berbagai pendapat, tanggapan serta pandangan terhadap diri saya. Hal ini yang terkadang yang menjadi persoalan pelik dan tak ada ujungnya. Diri ini dipandang sebagai  keturunan jawa karena lahir di lingkungan suku jawa, menggunakan bahasa ibu bahasa Jawa serta karena saya berbicara dengan medog. Akan tetapi pandangan terhadap tersebut bisa berubah. Seandainya saya adalah keturunan Cina yang lahir di lingkungan Jawa dan berbahasa Jawa tapi tidak medog, mungkin banayak orang yang mengira saya adalah keturunan Cina dan bukan orang Jawa.
Identitas bukanlah sesuatu yang benar-benar pasti. Akan tetapi, identitas merupakan hal yang sangat fleksibel. Contoh lainya ini terjadi ketika saya berada pada lingkungan orang-orang beragama hindu entah itu keturunan Cina, Jawa, Ambon, Papua dan suku-suku lainnya, saya dipandang sebagai orang Islam karena agama yang dianut. Ke-jawaan yang sudah melekat itu tadi juga bisa hilang karena begitu kuatnya lingkungan tersebut melihat suatu agama menjadi pembeda antar manusia.
Saya mengartikan diri saya adalah seorang manusia yang tidak jelas siapa saya. Terkadang menjadi pribadi yang dikatakan orang Jawa jika berada di lingkungan orang Sunda, bisa dikatakan orang Indonesia jika berada ditengah-tengah forum international, dan saya dikatakan orang melayu karena berada ditengah-tengah orang Eropa.
Adanya ketidak jelasan identitas ini tentu membuat kebingungan jika kita bergaul dengan orang lain. Ketika harus berkumpul dengan teman-teman yang berasal dari sunda, banyak teman yang mengatakan saya adalah orang Jawa, namun begitu banyak pula pertanyaan dari mereka tentang Jawa yang tidak saya ketahui. Banyak pula yang mengatakan orang Blora karena saya lahir di Blora, namun saya tidak tahu siapa Samin Surosentiko, siapa Pramudya Ananta Toer, bagaimana lahirnya nama kota Blora bahkan makanan khas Blora pun juga tidak tahu.
Fleksibelnya identitas kita ini ternyata hasil pengaruh dari minoritas dan mayoritas kita saat itu kita berada. Hal ini maksutnya ketika kita sebagai minoritas dalam kelompok, pandangan-pandangan tersebut bisa muncul. Dan ketika saya berada dilingkungan para keraton kasunanan kadipaten atau keraton saya bisa saja dikatakan bukan orang Jawa. Disinilah muncul yang namanya minoritas. Kadang dengan minoritas itu karena kita berada ditempat yang berbeda kita juga memiliki identitas yang berbeda pula. Hal ini dapat simpulkan bahwa kita sebagai seorang anak manusia mempunyai keunikan dan ciri khas tersendiri. Ciri yang melekat pada diri kita tak perlu dihilangkan agar kita bisa benar-benar dikatakan A atau B karena itu merupakan keunikan yang melekat pada diri masing-masing dari kita. Tapi keunikan itu adalah sebuah anugerah yang patut kita syukuri dan kita pertahankan. Dengan keunikan itu kita bisa hidup dan bersosialisasi.


0 comments: